Sabtu, 26 Juli 2008

Waa... Indonesiaku...!!!

Oleh : Ibrahim. S.T., M.Kom


Waaa,,,, Indonesiaku!!!!!!!!!!

Sedih rasanya melihat negeriku saat ini,
BBM naik, harga sembako ikut naik, rakyat tak mampu membeli, rakyat kelaparan….
Di sisi lain, pendidikan pun butuh dana, berobat butuh dana, pembangunan pun butuh dana….
Kalo BBM ga naik, negara tambah ngutang, energi,,,,, masih tersisa kah?

Sementara itu, di sisi lainnya lagi,
Korupsi masih membudaya, kasus BLBI ga tuntas-tuntas, wakil rakyat hidup bermewahan, rapat dewan di villa-villa mahal, kampanye pilkada tiap hari, dsb, dll….
Rakyatnya juga banyak yang membuang-buang uang demi sebatang rokok, banyak juga yang merusak fasilitas umum, ada pula yang menebangi hutan seenaknya, membuang sampah sembarangan, boros listrik, boros air, dst, dkk….

Mahasiswa, kemanakah dirimu?
Terkungkung dalam rutinitas kehidupan kampus? Menikmati aktivitas akademik? Disibuki kegiatan di organisasi? Atau keasyikan liqo & ngaji?

Oi,, rakyat butuh kita sekarang cuy!
Apa harus nunggu ente-ente lulus?
Apa harus nunggu ente-ente uda kerja?
Apa harus nunggu ente-ente masuk syurga?

Tapi,,, kita bisa apa?
Aksi?
Reaksi?
Ngaji?
PTI? (Yg ini khusus TI )

Yang jelas ga cuma diem di kampus aja khan?
Ngapain donk??????????????????????????????????????????????
Ah,,,, mahasiswa,,,
cem mana kau ini?

Berjuta rakyat menanti tanganmu,
Mereka lapar dan bau keringat,
Kusampaikan salam-salam perjuangan,
Kami semua cinta-cinta Indonesia……..

Betapa berat rasa di hati, ketika kami menyaksikan bencana yang mencabik-cabik bangsa ini,
sementara kita hanya menyerah pada kehinaan, dan pasrah oleh Selengkapnya...

Peran KAMMI di kampus

Jika pernah ada teman mahasiswa yang menanyakan dimana peran KAMMI di kampus? Kok tidak seperti HMI, PMII dan lain-lainnya? Pertanyaan seperti di atas pasti akan membuat kader KAMMI yang ditanyai akan sedikit (atau bias juga banyak, hehe) berfikir sebelum menjawabnya. Memang ketika kita membandingkan antara KAMMI dengan omek-omek yang lainnya tentu kita akan mengoleksi banyak perbedaan, mulai dari prinsip-prinsip dasar perjuangan, pola gerakan bahkan sampai pada performa dan penampilan kader-kadernya di gelanggang (baca; kampus). Itulah KAMMI karena memang kita berbeda.

Perbedaan antara KAMMI dengan omek lain, barangkali salah satunya adalah nuansa keagamaan yang kental. Tidak fair kalau saya hanya berstatemen demikian tanpa adanya bukti atau pengakuan. Berikut adalah pendapat seorang mahasiswa UN Malang tentang KAMMI. Ada seorang mahasiswa yang mengungkapkan keinginannya untuk ikut bergabung bersama KAMMI, dan setelah ditanya motivasinya, Ia menjawab “ yaa, pengen nambahin ilmu agama lah”. Ungkapan tersebut jelas mengambarkan bagaimana pandangan mahasiswa tentang KAMMI. Beberapa yang lain menganggap anggota KAMMI merupakan aktivis-aktivis yang memeiliki militansi luar biasa, apakah benar? Coba tanyakan pada diri Anda sendiri! (mohon maaf bagi pembaca yang bukan kader KAMMI). Ada satu lagi, sahabat saya waktu SLTA yang kuliah di UB Malang, pernah kaget ketika mengetahui saya ikut KAMMI, ketika saya tanyakan kenapa? Beliau menjawab, KAMMI itu organisasi yang berat (SubhanAllah).

Pandangan-pandangan mahasiswa tentang KAMMI di atas sedikit menggambarkan peranan KAMMI di kampus, KAMMI telah berhasil memberikan warna baru di dunia pergerakan mahasiswa, yaitu warna yang lebih islami dan lebih militant, luar biasa memang. Tapi sesungguhnya hal itu merupakan tanggung jawab kita sebagai kader KAMMI untuk kemudian menjaga dan meningkatkan predikat-predikat baik tersebut agar tetap tersemat pada tubuh KAMMI.

Sebagai OMEK (organisasi mahasiswa ekstra kampus), KAMMI, sebagaimana saudara-saudaranya yang lain, memiliki peran sentral sebagai lembaga aspiratif luar kampus yang akan menghembuskan wacana-wacana, kritikan, maupun masukan-masukan seputar pergerakan mahasiswa maupun pelaksanaan birokrasi di kampus. Hal ini sangat perlu dilakukan demi menjaga dinamisasi kehidupan kampus. Apalagi KAMMI memiliki jaringan sampai pada tingkat nasional dahkan internasional, sehingga dapat memberikan penilaian, perbandinga serta rekomendasi-rekomendasi yang lebih komprehensif demi kemajuan kampus.

Tapi kemudian apakah KAMMI sudah menjalankan perannya tersebut? Dalam menjawab pertanyaan ini akan muncul dua sudut pandang yang berbeda, pertama dari dalam kampus, apakah peranan KAMMI sebagai omek, sebagai lembaga aspiratif telah tampak dan dirasakan? Jawabannya antara ya dan tidak. (atau tidak tahu, karena banyak mahasiswa yang tidak mau tahu). Yang kedua sudut pandang dari intern KAMMI sendiri, pertanyaannya sama, namun tidak cukup hanya menjawab ya dan tidak saja (haram bagi kader manjawab tidak tahu). Kalau jawabannya ya, Bagus!, tapi kalau jawabannya tidak atau belum, maka muncul satu pertanyaan lanjutan, MENGAPA? Apakah karena KAMMI masih berkutat pada permasalahan internal saja, sehingga tidak sempat mengurusi problematika kampus? Atau selama ini KAMMI hanya merekrut dan merekrut tanpa kemudian menyumbangkan kader-kadernya untuk duduk membangun kampus? Atau KAMMI tidak punya cita-cita untuk kesana? Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan sebuah autokritik buat kita, kader-kader KAMMI.

Tapi Antum tek perlu terlalu menghawatirkan hal itu, karena menurut saya jawabannya adalah ya. Ya!, KAMMI selama ini sudah meposisikan diri sebagai basis kader-kader berkopetensi tinggi yang siap untuk duduk bersama membangun kampus tercinta. KAMMI selama ini telah memposisikan dirinya sebagai lembaga aspiratif yang senantiasa kritis menyikapi kebijakan-kebijakan kampus dan merekomendasikan solusi-solusi untuk kemajuan Universitas. Hanya saja perlu kita akui bahwa peranan ini dirasa belumlah maksimal, oleh karena itu perlu untuk lebih dimaksimalkan lagi.

Bentuk konkrit terkait peranan KAMMI (sebagai omek) di kampus misalnya dengan mendelegasikan kader-kadernya untuk berprtisipasi dalam penyelenggaraan organisasi mahasiswa di kampus. Hal ini dapat kita lihat, bahwa hamper semua kader KAMMI memegang amanah di kampus baik sebagai pengurus Study Club, HMJ, BEM, DPM maupun di UKM-UKM.

Itulah sedikit ulasan yang semoga dapat memberi gambaran singkat tentang peran KAMMI di Kampus, semoga bermanfaat bagi diri ana pribadi dan bagi Antum yang membacanya. Amin.
Selengkapnya...

Kamis, 19 Juni 2008

KAMMI dan Samudera

Nun sebuah tempat bernama samudera. Sekian partikel air berkumpul menjadi sebuah ketakjuban. Sejauh mata memandang adalah keteduhan biru dan kejernihan air. Nun disetiap waktu, partikel tersebut mengalir. Merembes disetiap detak tanah, melewati ragam permukaan, meliuk disetiap kerasnya cadas. Nun pada sebuah tempat dia tergenang lalu membusuk.

Nun sebuah tempat bernama KAMMI. Sekian semangat kader berkumpul menjadi sebuah kekuatan. Sejauh mata memandang adalah kesungguhan dan kecerdasan aksi. Nun disetiap waktu, kader tersebut mengalir diseluruh penjuru negeri. Merembes disetiap detak rakyat, melewati ragam manusia, meliuk disetiap kerasnya “batas”. Nun pada sebuah waktu dia memilih…..

Kawan, KAMMI dan Samudera adalah sebuah bayang dalam cermin. Apa yang membuat sang samudera tak pernah berhenti mengalir. Kekuatan apa yang membuat geraknya seolah tak kenal henti. Bercerminlah pada samudera, dia senantiasa bergerak memberi maka dia senantiasa menerima dan terus begitu…

Ini bukan pelajaran untuk mengotori keikhlasan, justeru disinilah kita belajar keikhlasan. Samudera bergerak lembut dalam kefitrahan. Dalam batas-batasnya sebagai ciptaan Sang Rabbul a’lamiin. Dalam geraknya yang mengikuti sunnah titah Nya. Karenanya Samudera tidak mengenal kata henti karena ia dikaruniai energi dari yang tak pernah mati.

Maka begitulah seharusnya KAMMI. Mengambil energi dari yang tak pernah mati, hingga ia takkan mengenal kata henti. Kesadarannya untuk bergerak, menyisakan yang bersih meski dia melewati lumpur ataupun bebatuan.

Kawan, adakah cinta tanpa pembuktian. Adakah pembuktian tanpa sebuah pergerakan. Adakah sebuah pergerakan tanpa ujian. Maka pilihlah tuk terus bergerak…dicaci ataupun dipuji. Mari saling mendo’akan agar senantiasa diberi kekuatan untuk bergerak…semoga Allah meridhoi.

Teruntuk: pejuang-pejuang KAMMI, saat berdiri dipersimpangan jalan.
Selengkapnya...

Rabu, 18 Juni 2008

Otot, Otak atau Hati

Ukuran tubuhmu tidak penting; Ukuran otakmu cukup penting;

Ukuran hatimu itulah yang paling penting

- BC Gorbes –



Statemen di atas merupakan sesuatu yang layak untuk kita renungkan. Dahulu ketika jaman ‘jadul’ orang yang bertubuh kekar, besar dan kuat akan berharga mahal karena dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan berat, namun seiring berkembangnya jaman, orang bertubuh besar dikalahkan oleh orang-orang berotak besar (cerdas), terbukti banyak pemimpin-pemimpin bangsa, pemikir-pemikir yang namanya tak lekang dimakan zaman, mereka adalah orang-orang bertubuh kecil, contohnya saja Stephen hawkins, tokoh fisika kontemporer tersebut begitu dihormati dan dihargai karena kecerdasannya, padahal ia adalah seorang yang lumpuh tak berdaya, bahkan unmtuk bicara saja ia kesulitan, di Indonesia ada BJ Habibie dan banyak lagi. Mereka semua bukanlah orang-orang yang berbadan besar tetapi mereka adalah orang-orang yang berotak besar.

Namun kini orang-orang pintar tidak begitu saja sukses, karena sesungguhnya masih ada yang lebih penting lagi dari hanya sekedar badan yang besar atau otak yang besar atau cerdas, yaitu hati yang besar, hati (emosi) telah memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan kesuksesan hidup manusia, dan itu telah terbukti.

Banyak sekali kisah tentang kecerdasan emosi yang telah disampaikan dalam training-training menejemen emosi, salah satunya adalah kisah yang saya dapatkan ketika mengikuti training ESQ ini;

Alkisah beni adalah seorang yang tak terlalu pintar, nilai-nilai kuliahnya pas-pasan bahkan sedikit ‘menghawatirkan’, ia memiliki teman yang bernama bobby, booby adalah seorang yang pintar, nilai A adalah makanan sehari-hari baginya, bobby menjadi bintang dalam setiap mata perlajaran di kelas.

Beny mengalami satu masalah, ia kesulitan lulus untuk salah satu mata pelajaran, sampai ia terpaksa mengulangi mata pelajaran tersebut berkali-kali, namun nilainya tetap saja menghawatirkan. Namun setelah ujian yang kesekian kalinya, akhirnya beni mendapatkan nilai A minus. Beny sangat gembira, ia mengabarkan kesuksesannya ini keseluruh kelas, ia membangga-banggakan nilai yang didapatkannya. Sampai ia dihadapan Bobby, agak ragu ia menghapiri Bobby namuin akhirnya ia menyampaikan perihal keberhasilannya tersebut kep[ada Bobby, dengan berharap bobby akan memberikan ucapan selamat kepadanya. Namun diluar dugaan, Bobby malah berkata dengan sinis,

‘huh, Cuma dapat A minus aja, udah girang, gua tiap hari dapat A biasa aja!”

Hati Beny langsung hancur, ia sangat sedih dan kecewa. Beny merasa tak berhargha setelah mendengarkan kata-kata Bobby.

Sampai datanglah Joko, Joko adalah teman Beny, nilainya biasa saja. Namun joko dating dan menghibur Beny

“Udhlah Ben, nilai A minus itu adalah hasil usaha kerasmu, itulah hasil terbaik yang dapat kamu perjuangkan, kamu harus bangga atas itu” ujar jokop membesarkan hati Beny. Benypun ceria kembali, ia melupakan perkataan Bobby dan kembali beraktifitas, setelah berterimakasih kepada Joko.

Dari kisah ini, terdapat perbedaan anatara Bobby dan Joko. Bobby adalah seorang yang cerdas (intelegensi tinggi) sedangkan Joko bukanlah orang dengan IQ tinggi, tetapi ia memiliki hati yang besar. Jokolah yang memberi ketenangan di hati Beny, orang seperti Joko inilah yang dicari saat ini.

Hati itulah intinya!!!!!!
Selengkapnya...

Ketika Rantai-rantai kejahilan menimbulkan dusta

Ikhwafillah....

Jalan yang kita tempuh seperti menaiki gunung yang tinggi, semakin kepuncak maka kekuatan fisik haruslah disiapkan oleh jasmani kita. Sebelum kita melangkah untuk mendaki gunung itu, kita harus sering-sering berlatih agar tidak mudah datangnya kelelahan itu. Begitu juga halnya dengan rohani kita, sesekali harus kita perhatikan bagaimana ia berinteraksi dengan alat tubuh lainnya sudahkah ruh kita diberikan makanan yang sehat agar bisa bermain dengan nafsu kita yang selalu mengarah kemaksiatan. Ketika hati telah lapar, maka harus diberi makanan yang sehat agar tetap menjadi pemenang untuk melawan nafsu yang jahat. Agar menjadi guru bagi nafsu yang sering salah.

Ikhwafillah....
Tatkala rantai-rantai kejahiliyahan itu menyelimuti jiwa dan pikiran kita, maka ketahuilah bahwa disitulah letak ujian kesabaran yang diturunkan Allah buat diri kita. Barangsiapa yang berani melawannya maka ia akan menjadi pemenang untuk selama-lamanya. Rantai-rantai kejahiliyahan itu harus kita jauhkan dari diri kita dan kita harus berani dan sabar dalam memeranginya. Yakinlah kemenangan itu tak akan pernah kita dapatkan melainkan dengan kesungguhan kita bersama orang-orang shaleh
Selengkapnya...

Selasa, 17 Juni 2008

Sebuah Tekad



Jika semangat jihad telah membara perbedaan gender tidaklah menjadi penghalang. Semangat jihad akhwat Iran sepatutnya menggugah semangat kita hari ini. Kader-kader KAMMI adalah kader yang mempunyai stok semangat kegelisahan yang berlimpah.

Kami sadari jalan ini penuh onak dan duri
Aral menghadang dan kedzaliman
yang akan kami hadapi
Kami relakan jua serahkan dengan tekad di hati
jasad ini... darah ini... sepenuh ridha Illahi
(Tekad - Izzatul Islam)

Selengkapnya...

Filosofi KAMMI UAD

KAMMI dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, tak akan pernah berhenti dalam gaungnya menyuarakan aspirasi rakyat, Ia memiliki kejelasan dalam peran, tugas, hak maupun kewajibannya, untuk itu dalam memperjuangkan kemajuan bangsanya, KAMMI telah menyiapkan kader-kader yang siap untuk dijadikan pemimpin yang tangguh, seperti yang termaktub dalam filosofi KAMMI.

Adapun filosofi KAMMI :

1. Visi KAMMI
KAMMI adalah wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan pemimpin masa depan yang tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat Islami di Indonesia.
2. Misi KAMMI
  • Membina keislaman, keimanan, dan ketaqwaan mahasiswa muslim Indonesia
  • Menggali, mengembangkan, dan memantapkan potensi dakwah, intelektual, sosial, dan politik mahasiswa
  • Mencerahkan dan meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang rabbani, madani, adil, dan sejahtera
  • Memelopori dan memelihara komunikasi, solidaritas, dan kerjasama mahasiswa Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan kerakyatan dan kebangsaan.
  • Mengembangkan kerjasama antar elemen masyarakat dengan semangat membawa kebaikan, menyebar manfaat, dan mencegah kemungkaran (amar ma'ruf nahi munkar)
Selengkapnya...