Kamis, 19 Juni 2008

KAMMI dan Samudera

Nun sebuah tempat bernama samudera. Sekian partikel air berkumpul menjadi sebuah ketakjuban. Sejauh mata memandang adalah keteduhan biru dan kejernihan air. Nun disetiap waktu, partikel tersebut mengalir. Merembes disetiap detak tanah, melewati ragam permukaan, meliuk disetiap kerasnya cadas. Nun pada sebuah tempat dia tergenang lalu membusuk.

Nun sebuah tempat bernama KAMMI. Sekian semangat kader berkumpul menjadi sebuah kekuatan. Sejauh mata memandang adalah kesungguhan dan kecerdasan aksi. Nun disetiap waktu, kader tersebut mengalir diseluruh penjuru negeri. Merembes disetiap detak rakyat, melewati ragam manusia, meliuk disetiap kerasnya “batas”. Nun pada sebuah waktu dia memilih…..

Kawan, KAMMI dan Samudera adalah sebuah bayang dalam cermin. Apa yang membuat sang samudera tak pernah berhenti mengalir. Kekuatan apa yang membuat geraknya seolah tak kenal henti. Bercerminlah pada samudera, dia senantiasa bergerak memberi maka dia senantiasa menerima dan terus begitu…

Ini bukan pelajaran untuk mengotori keikhlasan, justeru disinilah kita belajar keikhlasan. Samudera bergerak lembut dalam kefitrahan. Dalam batas-batasnya sebagai ciptaan Sang Rabbul a’lamiin. Dalam geraknya yang mengikuti sunnah titah Nya. Karenanya Samudera tidak mengenal kata henti karena ia dikaruniai energi dari yang tak pernah mati.

Maka begitulah seharusnya KAMMI. Mengambil energi dari yang tak pernah mati, hingga ia takkan mengenal kata henti. Kesadarannya untuk bergerak, menyisakan yang bersih meski dia melewati lumpur ataupun bebatuan.

Kawan, adakah cinta tanpa pembuktian. Adakah pembuktian tanpa sebuah pergerakan. Adakah sebuah pergerakan tanpa ujian. Maka pilihlah tuk terus bergerak…dicaci ataupun dipuji. Mari saling mendo’akan agar senantiasa diberi kekuatan untuk bergerak…semoga Allah meridhoi.

Teruntuk: pejuang-pejuang KAMMI, saat berdiri dipersimpangan jalan.

Tidak ada komentar: